Air PAM Rusun CBS Jakarta Timur di Duga Tak Layak di Konsumsi Buat Masak & Minum

Air di Rusun CBS Jakarta Timur diduga tidak layak minum (foto liputan6.com)
JAKARTA, trans-cyber.id, — Air yang tersambung ke unit-unit rusunawa Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur ternyata tidak layak diminum maupun dipergunakan untuk memasak bahkan diduga mengandung material yang. Karena tidak bisa diminum dan dipergunakan untuk memasak nasi memaksa setiap beberapa hari harus membeli air isi ulang ke depot isi ulang untuk kebutuhan minum dan memasak.
“Karena airnya tidak bisa buat minum dan masak nasi kita harus beli air isi ulang minimal 6-8 galon per-bulan dengan harga per-galon Rp 10.000 – 12.000/galon” kata salah satu penghuni blok di Rusunawa Cipinang Besar Selatan, (Sabtu, 12/7/205).
Ia mengakui keluarganya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 240.000 – 320.000 setiap bulan dengan perkiraan kebutuhan air isi ulang yang dibutuhkan untuk air minum dan memasak sebanyak 6-8 galon perminggu kali 4 minggu dalam 1bulan.
“Kita minimal harus membeli 6-8 galon air isi ulang perminggu untuk keperluan memasak nasi dan kebutuhan minum dirumah” katanya.
Ia mengaku sangat terbebani karena selain membeli air buat minum dan masak nasi, dia dan keluarganya juga harus membayar pemakaian air buat mandi dan nyuci setiap buluan.
“Ya sangat berat mas, selain harus membeli air buat minum dan masak kita juga harus membayar pemakaian air buat mandi dan nyuci setiap buluan” katanya merinci.
Lebih lanjut dia menjelaskan, harga air per-m³ di Rusun CBS Jakarta Timur sebesar Rp 7.000/m³ dikali pemakaian setiap bulan.

Air isi ulang Rp 10.000-12.000/galon (foto Ilustrasi)
“disini harga air buat mandi, nyuci piring dibebankan sebesar Rp 7.000/m³ di kali pemakaian itu harus dibayar lagi setiap bulannya, sementara pekerjaan dan ekonomi morat-marit begini, buat makan saja sudah bersyukur” paparnya, sambi meminta agar namanya jangan ditulis.
Buruknya kualitas air di Rusun Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur menambah beban ekonomi bagi penyewa selain itu dikhawatirkan dapat menggangu kesehatan masyarakat penyewa. Bak simalakama, dibeli mahal tidak dibeli bisa-bisa mendatangkan penyakit.
“Keadaan air seperti ini sudah sejak dulu, ada kali bangsa 7, 10 tahun lalu” kata Yono, yang mengaku tinggal di Rusun Jakarta Timur (Sabtu, 12/7/2025).
Dikutip dari laman DPRD DKI Jakarta tahun 2024, sebelumnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta bersama PAM Jaya selaku perusahaan penyedia air minum sudah pernah membahas masalah air minum di Jakarta, dimana DPRD DKI mendesak PAM Jaya menyediakan air minum sudah harus standar WHO dan bisa diminum langsung tanpa proses terlebih dahulu.
Hingga berita ini di turunkan, baik PAM Jaya, maupun dinas perumahan dalam hal ini Kepala UPTRS Cipinang Besar Selatan, Asih Sunaretmi belum dapat dikonfirmasi karena bertepatan pada hari libur pegawai negeri (PNS) pada Sabtu, (12/7/2025).
Diharapkan agar Kepala UPTRS Cipinang Besar, Asih Sunaretmi dan pihak PAM Jaya dapat segera memperhatikan dan merespon keluhan warga atau pemghuni. (AA)






















