Orang Tua/Wali Murid Gempok SMA Negeri 5 Bukittinggi Sumbar

Orang tua/wali Siswa Segel SMA 5 Bukittinggi, Sumatera Barat
Bukittinggi, trans-cyber.id, — Sejumlah wali murid dan calon siswa lakukan aksi penyegelan terhadap gerbang SMA Negeri 5 Bukittinggi. Aksi dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mendalam terhadap proses Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.
“Kami hanya ingin keadilan dan keterbukaan. Banyak anak berprestasi yang justru tersingkir tanpa alasan jelas,” ungkap salah satu orang tua yang ikut dalam aksi tersebut.
Aksi ini sebagai respons atas dugaan atas seleksi yang dinilai tidak transparan yang merugikan wali murid/orang tua dan calon siswa dalam upaya untuk mendapatkan pendidikan di sekolah negeri.
Sebagai bentuk protes, peserta aksi yang terdiri dari orang tua/wali dan calon siswa melakukan penyegelan secara simbolis terhadap pintu SMA Negeri 5 Bukittinggi. Aksi ini berlangsung sebagai bintut aspirasi aksi yang tidak didengar oleh pihak sekolah.
“Ini aksi berlangsung damai dan bukan untuk merusak fasilitas, melainkan menyuarakan protes atas tidak adanya transparansi yang selama ini tidak didengar pihak sekolah” ucap salah satu peserta aksi.
Selain penyegelan secara simbolis, peserta aksi mendesak pihak sekolah dan Dinas Pendidikan kota Bukittinggi untuk segera membuka ruang dialog dan mengevaluasi kembali hasil seleksi demi menciptakan sistem pendidikan yang adil dan merata untuk semua.

Pintu SMA negeri 5 Bukittinggi Sumatera Barat di gembok menggunakan rantai
Peserta aksi yang didominasi orang tua siswa menyerukan agar hasil seleksi SPMB SMA Negeri 5 Bukittinggi dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi tahun 2025/2026membuka hasil seleksi secara transparans.
Selain itu, peserta aksi menuntut agar Dinas Pendidikan melakukan evaluasi internal terhadap seluruh panitia penerimaan siswa baru.
Menuntut Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi dan Ombudsman RI untuk memastikan proses seleksi penerimaan calon siswa di SMA Negeri 5 dibuka secara transparan untuk mewujudkan prinsip-prinsip keadilan serta memprioritaskan putra-putri calon siswa disekitar sekolah.
Aksi penyegelan ini diharapkan menjadi alarm keras bagi pihak sekolah dan Dinas Pendidikan agar tidak mengabaikan aspirasi masyarakat.
Mereka meminta agar ada forum terbuka antara wali murid, sekolah, dan instansi terkait guna menyelesaikan persoalan secara bijak dan menyeluruh.
Penulis : M. Andi
Wartawan : M. Andi
Editor : Redaksi.