Kerja Keras dan Kejujuran Petani Vs Aristokratsi

Sosok Leo Tolstoy memiliki pandangan yang sangat positif tentang petani, hal itu tercermin dalam banyak karya dan pemikirannya tentang kehidupan. Bagi Tolstoy, petani mewakili kehidupan moral yang ideal, terutama dalam hal kesederhanaan, kerja keras, dan hubungan yang dekat dengan alam. Pandangannya ini sangat dipengaruhi oleh keyakinan religius dan etika spiritualnya yang berkembang pada akhir hidupnya.
Kesederhanaan dan Kejujuran
Tolstoy melihat kehidupan petani sebagai lambang kesederhanaan dan kejujuran. Dalam novelnya Anna Karenina, karakter Levin terpesona oleh kehidupan petani Rusia yang sederhana, yang menurutnya lebih jujur dan sejati dibandingkan kehidupan aristokrasi yang penuh dengan kemewahan dan kepalsuan. Tolstoy percaya bahwa dalam kerja keras dan ketergantungan mereka pada alam, petani hidup lebih sesuai dengan nilai-nilai moral dan spiritual yang benar.
Kedekatan dengan Alam
Petani, bagi Tolstoy, memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam, dan ini adalah sesuatu yang ia anggap sangat penting. Dalam banyak karyanya, ia mengagumi cara petani menjalani kehidupan mereka yang sederhana, dimana mereka bekerja di tanah, bercocok tanam, dan hidup dalam harmoni dengan siklus alam. Tolstoy melihat kehidupan seperti ini sebagai cara hidup yang lebih benar dan lebih sesuai dengan esensi manusia, yang dianggapnya telah rusak oleh kehidupan modern dan urban.
Model Etika Kristiani
Tolstoy juga menempatkan petani sebagai model etika Kristiani. Dalam karyanya seperti The Kingdom of God is Within You, ia mengajarkan bahwa kehidupan yang ideal adalah kehidupan yang penuh dengan cinta kasih, pengorbanan, dan kerja keras—nilai-nilai yang ia lihat dalam kehidupan para petani. Petani bekerja keras tanpa pamrih dan hidup dengan apa adanya, mencerminkan ajaran-ajaran Kristus tentang hidup sederhana dan tanpa keserakahan.
Penolakan Terhadap Kemewahan dan Kehidupan Aristokrat
Tolstoy secara konsisten mengkritik kelas aristokrasi dan kehidupan mewah mereka, yang menurutnya terputus dari nilai-nilai moral sejati. Ia sering membandingkan kehidupan petani yang bekerja keras dengan kehidupan aristokrat yang penuh kemewahan dan kemalasan. Tolstoy yakin bahwa kehidupan aristokrat, yang diliputi oleh kekayaan dan kesenangan duniawi, membawa manusia semakin jauh dari kebahagiaan sejati dan kedamaian batin.
Inspirasi untuk Reformasi Sosial
Tolstoy juga terinspirasi oleh kehidupan petani dalam pandangannya tentang reformasi sosial. Ia mengadvokasi untuk redistribusi tanah dan lebih banyak hak bagi para petani, karena ia percaya bahwa kehidupan agraris yang mandiri adalah jalan menuju kehidupan yang lebih adil dan setara. Dalam pandangannya, petani harus mendapatkan lebih banyak kontrol atas kehidupan mereka sendiri dan terbebas dari eksploitasi oleh para pemilik tanah kaya.
Secara keseluruhan, Tolstoy melihat petani sebagai lambang kehidupan yang moral, jujur, dan harmonis dengan alam. Baginya, petani menjalani kehidupan yang lebih sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai spiritual, serta menjadi teladan bagi reformasi sosial yang adil dan bermakna.***

