Ketika Rakyat Dan Bangsa Papua Merindukan Sosok Presiden China Xi Jinping
Ketika Rakyat Dan Bangsa Papua Merindukan Sosok Presiden China Xi Jinping

Oleh : Dr. A.G. Socratez Yoman
Hai bangsa Papua Barat, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu (ke China), maka akan kamu peroleh” (Yohanes 20:6).
Hampir 1400 tahun lalu, Nabi Muhammad, SAW dalam spirit kemanusiaan dan kesetaraan pernah bernubuat di kalangan saudara-saudara umat Islam tidak bisa menampik karena ada hadist yang berbunyi:
” Belajarlah sampai ke Negeri China.”
Karena ucapan itu di sampaikan oleh nabi Muhammad maka dapat dipahami bukan ucapan asalan. Kini setelah 1400 tahun berlalu ucapan itu terbukti dan dirasakan, walau ratusan tahun yang lalu juga sudah bisa di rasakan tanda-tanda itu oleh generasi pada masanya.
Sedangkan dalam kalangan umat Kristen ada tertulis perkataan Tuhan Yesus Kristus kepada kita semua dalam Kitab Injil Matius 7:1-12 sebagai berikut:
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu:
Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.
Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepadanya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itu isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Dan juga dalam Injil Matius 22:37-40 tertulis: Yesus berkata :
”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Ada bagian lain dalam Kitab Injil Matius 6:10 tertulis doa Tuhan Yesus Kristus sebagai berikut:
“….datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
Dari kutipan perkataan Nabi Muhammad SAW, dan pengajaran Tuhan Yesus Kristus ini dilihat dari dua dimensi yang saling mendukung, saling menopang dan terintegrasi, yaitu dimensi kebutuhan Rohani dan Jasmani.
Kebutuhan Rohani dan Jasmnai adalah kebutuhan mendasar, prinsip, hakiki bagi seluruh umat manusia yang Holistik.
Artimya, manusia tidak bisa hidup tanpa makan, minum dan kebutuhan sandang dan pangan. Manusia bisa lemah, lapar, sakit dan tidak ada keberlangsungan hidup alias mati karena kebutuhan jasmani yang tidak terpenuhi.
Manusia bisa menjadi sombong, angkuh, jahat, pencuri, pembunuh, penipu, tersesat, dan tidak ada jaminan kepastian harapan hidup kekal, kalau kebutuhan Rohaninya tidak dipenuhi.
Jadi, saya mau tegaskan, bahwa masalah kebutuhan Rohani adalah urusan personal atau pribadi karena itu berhubungan dengan TUHAN Allah.
Dampak positif dari orang-orang beriman ialah hidup mereka menjadi berkat bagi orang banyak dan mereka selalu turut berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia dengan memperhatikan dan peduli dengan sesama manusia.
Pada saat orang-orang yang hidup dengan keseimbangan dalam kebutuhan Rohani dan Jasmani, maka orang-orang itu selalu dihadirkan Tuhan seperti garam dunia dan terang dunia, secara ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan dalam dunia realitas.
“Kamu adalah garam dunia. Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:13-16).
Bangsa Papua Barat adalah Bangsa Yang Merdeka
Sudah waktunya rakyat dan bangsa Papua Barat membebaskan diri dari segala belenggu dan penjara hoax, label, stigma dan mitos yang diciptakan bangsa Amerika dan bangsa Indonesia yang berwatak rasis yang menghakimi China dengan label dan stigma komunis.
Sudah 62 tahun sejak 19 Desember 1961 sampai tahun 2023, penguasa Amerika dan penguasa Indonesia dengan hemoni kapitalisme merampok, mencuri sumber daya alam dan memiskinkan Penduduk Orang Asli Papua (POAP) sebagai pemilik emas, gas, minyak dan sumber daya alam lainnya.
Penguasa Amerika dan Indonesia memusnahkan kami dengan stigma, label, mitos, hoax: separatis, makar, OPM, KKB, dan teroris.
Ingat! Sadar! bangkit dari ketiduran, kelumpuhan dan kepalsuan ajaran dari Amerika dan Indonesia yang meng-komuniskan bangsa China. Mari, kita renungkan, memaknai dan melaksanakan kutipan-kutipan dalam artikel ini.
Kami, rakyat dan bangsa Papua Barat, lebih khusus Penduduk Orang Asli Papua bukan keturunan bangsa miskin. Kami pemilik tambang, minyak gas, emas dan uranium.
Mari, kita membangun persahabatan dan persaudaraan dengan yang terhormat dan mulia Presiden China Xi Jinping dan rakyat China untuk memperbaiki masa depan yang adil, manusiawi, beradab dan damai dengan membangun dan memajukan ekonomi pendidikan, dan kesehatan.
Rakyat dan bangsa Papua Barat jangan kita berpelukan dan bermesraan dengan bangsa Amerika dan Indonesia yang memiskinkan, melumpuhkan, dan meminggirkan kami dari tanah kami; menghina kami dengan rasisme yang kejam yaitu monyet, gorila, tikus-tikus, nyamuk, dan belalang. Serta membunuh dan memusnahkan kami secara sistematis, terstruktur, terprogram, terpadu, meluas, masif, kolektif.
Papua Barat Perlu Mengetahui dan Belajar
Rakyat dan bangsa Papua Barat perlu belajar dan mengetahui, bahwa tangan Tiongkok China bersih dari penjajahan Papua Barat. China tidak terlibat dalam proses politik dimasukkannya Papua Barat ke dalam wilayah Indonesia.
Seperti Proses pembuatan Perjanjian 15 Agustus 1962, Perjanjian Roma 30 September 1962, Kekuasaan UNTEA dan proses penyerahan sepihak dari UNTEA kepada Indonesia pada 1 Mei 1963, Pelaksanaan Pepera 14 Juli – 2 Agustus 1969, Proses pelaporan hasil Pepera 1969 di New York September 1969 dan pemaksaan Otsus nomor 21 Tahun 2001 bahkan sepanjang sejarah Papua Barat, Tiongkok-China belum pernah jual sentani, pesawat perang, kapal perang, tank-tank kepada Indonesia.
Jangan Sibuk Mengurusi Keyakinan/ Iman Orang Lain
Dalam buku penulis dengan judul : KUASA KATA-KATA” (Yoman, 2022:115), Penulis abadikan Jangan Sibuk Memgurus Keyakinan Iman Orang Lain” sebagai berikut:
“Kita jangan sibuk mengurus atau menggangu agama, keyakinan dan pandangan ideologi orang lain. Itu sama saja kita menjadi bagian dari orang-orang yang ikut terlibat menciptakan kegaduhan dan kekacauan dunia.
Sebaliknya, kita harus sibuk merawat dan membangun iman kita masing-masing, supaya kita menjadi seperti lilin yang bercahaya untuk kedamaian dunia.”…kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia” (Filipi 2:15c).”
“Praktek dalam memelihara dan merawat serta menumbuhkan iman, orang Kristen berkewajiban menjadi penjaga dan pelindung saudara-saudara Muslim, Hindu, Budha, Koghuchu, Komunis, Atheis.
Sebaliknya, saudara-saudara Muslim, Hindu, Budha, Koghuchu, Komunis, Atheis menjadi penjaga dan pelindung saudara-saudara beragama Kristen Protestan dan Katolik.”
“Kita boleh berbeda dalam agama, keyakinan iman, dan pandangan ideologi serta asal sukudan etnis, tapi kita tetap bersaudara atau bersahabat dalam spirit kemanusiaan dan kesetaraan.
Persaudaraan dan persahabatan antar sesama manusia tidak dapat diperoleh dengan harga murahan atau cukup dengan membeli sejumlah uang. Nilai-nilai persaudaraan dan persahabatan yang sejati dibangun dengan saling percaya, saling menerima, saling menghormati dan menghargai dalam berbagai perbedaan.”
“Persaudaraan, persahabatan dan pertemanan dengan saling percaya itu menjadi kunci dalam kehidupan realitas di planet atau di bumi ini, karena kami tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dan pertolongan orang lain.”
“Saya mau memberikan satu contoh atau gambaran sederhana. Pada saat satu orang beragama Kristen sedang ada di Pantai dan semua yang ada di Pantai itu adalah 100% orang-orang non Kristen. Pada saat itu, orang Kristen ini sedang mandi dipantai dan hampir tenggelam dan dia berteriak meminta tolong.
Apakah orang-orang non Kristen yang ada disitu harus pergi memanggil orang Kristen untuk datang dan menolong keselamatan nyawa orang Kristen yang berada dalam bahaya itu ? Saya yakin, orang-orang non Kristen yang berada di pantai itu pasti bertindak untuk memberikan pertolongan dan menyelamatkan orang Kristen yang hampir tenggelam di dalam laut itu.”
“Hidup ini saling membutuhkan dan saling menolong, maka tidak baik kalau hanya sibuk dan mengganggu agama, keyakinan iman dan pandangan politik orang lain.
Kita harus menghargai perbedaan. Alangkah indahnya kehidupan yang memelihara keharmonisan diantara sesama manusia tanpa membeda-bedakan agama, keyakinan iman dan pandangan ideologi, status sosial, dan latar belakang pendidikan serta kehidupan ekonomi.”
Orang Papua Barat Harus Berpikir Out Of The Box
Rakyat dan bangsa Papua Barat, khususnya, dan Penduduk Orang Asli Papua (POAP) pada umumnya adalah bangsa yang besar dan bangsa yang merdeka.
Oleh karena itu rakyat dan bangsa Papua harus berpikir lebih besar (Out Of The Box) keluar dari segala bentuk kotak permusuhan, kebinasaan, kehancuran yang tidak ada manfaatnya seperti yang diajarkan oleh penguasa hegemoni kapitalisme Amerika dan Indonesia bahwa orang China itu bangsa komunis.
Rakyat dan bangsa Papua Barat, secara khusus dan bangsa Papua secara umum membutuhkan sahabat, teman, kawan atau solidaritas seperti sosok Presiden China Xi Jinping dan rakyat China demi perbaikan dan perubahan kearah yang lebih baik, seperti peningkatan kwalitas hidup yang layak, bermartabat, mandiri dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
Saya yakin dan percaya dan juga beriman, bahwa suara ini secara perlahan tapi pasti ada di telinga Presiden China Xi Jinping yang saya nobatkan sebagai manusia berbudi luhur di Abad ke-21 dan telah menjadi wajah, mata, telinga, tangan dan kaki Tuhan di abad ke-21, hadir sebagai penolong sesamanya.
Seperti tertulis dalam Firman Tuhan, Alkitab sebagai berikut:
“Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku” (Matius 25:34–36).
“Belajarlah sampai ke Negeri China” (Nabi Muhammad SAW).
Ita Wakhu Purom, Kamis, 20 April 2023.


29 Mei 2023 @ 9:10 am
tadalafil 5mg drug order tadalafil 20mg pill red ed pill