BBM Bersubsidi Menambah Penderitaan Bagi Masyarakat Miskin
BBM Bersubsidi Menambah Penderitaan Bagi Masyarakat Miskin

Jakarta, Trans-Cyber.id, – Pembelian BBM bersubsidi dinilai justru sangat menyusahkan masyarakat kecil. Kenapa tidak, Pembelian BBM bersubsidi (Pertalite) di SPBU untuk orang miskin saja dibatasi hanya 100rb alias 10 liter per sekali ngisi.
Seorang pengendara mobil di SPBU wangon Purwokerto mengeluhkan pengisian BBM mobilnya.
“Saya mau ngisi full tangki tidak bisa, katanya hanya bisa 100ribu saja”, katanya menirukan ucapan petugas SPBU mengeluhkan.
Menurutnya untuk mengisi BBM full tanki mobilnya membutuhkan pengisian sekitar 30liter atau 300ribu rupiah.
“Untuk isi full tangki kendaraan saya kan Rp 300 ribu (30 liter BBM-red), berarti untuk mengisi full Tanki, saya harus ini di tiga tempat SPBU dong, ini sangat menyusahkan saya orang kecil, apa-apaan pemerintah seperti begini, wong kita beli BBM saja dibatasi, kita beli dan bayar kok dibatasi?” Katanya ketus.
Dari informasi yang beredar pembatasan pembelian BBM bersubsidi di wilayah Jawa tengah sudah terus terjadi belakangan ini, banyak pengendara mobil yang melintas tidak dapat mengisi tangki BBM secara full karena hanya dibatasi 100ribu alias 10 liter saja.
Menurut seorang petugas SPBU di Brebes Jawa tengah, pembatasan pembelian BBM sudah terjadi di Brebes beberapa bulan ini.
“Pembelian sudah dibatasi hanya 100ribu saja, untuk mendapatkan pembelian lebih banyak harus daftar dulu, harus ada barcode my Pertamina” katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, banyak warga yang mengeluhkan pembatasan pembelian BBM bersubsidi dimaksud.
“Banyak pengendara yang melintas mengeluhkan pembatasan ini, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa, namanya kerja, kita sih maunya isi saja sesuai permintaan pembeli, tetapi karena aturan kita tidak bisa berbuat apa-apa, katanya menceritakan.
Terjadinya pembatasan pembelian BBM bersubsidi sebagai bukti ketidak mampuan pemerintah dalam hal ini Pertamina menangani penjualan BBM bersubsidi. Keadaan ini jelas-jelas memperlihatkan bahwa kinerja Pertamina selaku pihak yang berwenang menangani BBM tidak mampu memenuhi hak-hak konsumen terhadap BBM bersubsidi.
Masyarakat kecil yang sangat membutuhkan BBM bersubsidi diberbagai daerah menjadi korban mengingat BBM bersubsidi sangat dibutuhkan masyarakat kecil untuk aktivitas sehari-harinya.
Sampai saat ini Pertamina dinilai sama sekali tidak peduli dengan nasib masyarakat bawah ini (orang miskin), karena sampai saat ini kebijakan pembatasan ini belum ada jalan keluarnya selain konsumen itu sendiri harus pontang-panting kebeberapa SPBU untuk mendapatkan BBM.
Walaupun baru-baru ini pemerintah menurunkan harga BBM non subsidi, keadaan ini dinilai tidak mampu meringankan beban ekonomi masyarakat miskin. Karena daya beli masyarakat miskin belum mampu membeli BBM non subsidi.
Justru turunnya harga BBM non subsidi berimbas kepada sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi diberbagai SPBU. Ini artinya ekonomi kecil semakin sulit mendapatkan kebutuhan BBM untuk keperluan sehari-hari.
Pertamina selaku perusahaan pemerintah yang mengurus penjualan BBM sampai saat ini sama sekali tidak memperhatikan keberpihakan kepada masyarakat kecil hal itu jelas terlihat dilapangkan, Pertamina gagal melakukan pengawasan dan mendistribusikan BBM bersubsidi secara tepat.
Oknum – oknum yang memiliki kepentingan bisnis dari BBM bersubsidi sampai saat ini tidak mampu ditanggulangi atau ditangani pemerintah (Pertamina) sehingga BBM bersubsidi yang seharusnya diberikan kepada masyarakat miskin justeru diduga dinikmati oleh oknum-oknum dan pengusaha-pemgusaha nakal. (Afd)
29 Mei 2023 @ 11:59 am
buy tadalafil sale order cialis 20mg without prescription buy erectile dysfunction pills